Saat ini saya sedang membaca buku karangan Desi Anwar yang berjudul “Hidup Sederhana”. Tulisannya memang sederhana mengenai apa yang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat tulisan dalam buku tersebut yang menginspirasi saya yang berjudul “Waktu dan Kesibukan”. Dalam tulisannya diceritakan bagaimana orang-orang yang sibuk mengeluhkan dengan terbatasnya waktu yang dimiliki. Namun, apakah kita benar-benar sibuk atau hanya alih-alih sibuk sehingga tidak mengerjakan pekerjaan lainnya yang mungkin lebih penting. Hal tersebut cukup menohok saya. Kemudian saya mulai berpikir ulang dengan hal-hal yang biasanya saya lakukan dalam bekerja. Sebenarnya sudah efektif belum sih? Ya ada benarnya bahwa saya hanya mencoba menunda hal yang seharusnya saya kerjakan.
Ada hal lain yang diceritakan dalam tulisan tersebut. Ketika sekolah, Desi Anwar memiliki guru yang dapat meluangkan waktu untuk olahraga di pagi hari, membuat makanan yang lebih sehat, menghias rumah, berkebun, dan bahkan tetap bisa membaca novel yang disukai. Hanya memerlukan waktu ekstra 30 sampai dengan 45 menit untuk berolahraga di pagi hari sedangkan kita lebih memilih tidur.
Saya pun mulai berpikir, “Mulai besok olahraga, cuma perlu bangun 30 menit lebih pagi kok. Masa’ gak bisa sih…”. Dan hal tersebutlah yang saya lakukan. Entah mendapat semangat dari mana saya bisa bangun pagi dan lari pagi mengelilingi komplek. Meski awalnya berat tapi lama kelamaan menjadi biasa. Saya merasakan tubuh saya lebih segar dan lebih bersemangat ketika bekerja. Lebih tepatnya menjadi lebih gesit.
Perlu diketahui bahwa saya ini termasuk orang yang datang mepet jam kerja. Kadang suka telat. Tapi sekarang saya malah bisa meluangkan waktu untuk berolahraga. Sampai teman kantor saya bertanya, “Masih sempat ya berolahraga di pagi hari?”
Tulisan yang saya baca memang sederhana. Tapi efeknya tidak sederhana. Merubah beberapa kebiasaan buruk yang sering saya lakukan sehingga menjadikan saya lebih produktif.
Berikut beberapa kalimat yang saya suka dari tulisan tersebut:
Dengan kata lain, mereka jagoan dalam mengelola waktu dan mengatur hidup sehingga waktulah yang bekerja untuk mereka dan bukan sebaliknya, mereka yang diperbudak oleh waktu
Filed under: Celotehan, buku, Desi Anwar, Hidup Sederhana, olahraga
Komentar